Tante Rahayu Dan Temannya
Kepada para pembaca yang belum kenal denganku,
kuperkenalkan diriku dulu yach. Aku adalah penulis Gairah Sesama Jenis
dan Tante Rahayu. Berikut adalah kisahku yang lain yang juga
berhubungan dengan Tante Ayu. Setelah hubungan seksku dengan Tante Ayu,
aku pernah juga memulai dengan teman pria, namun entah, menurutku kok
rasanya biasa-biasa saja.
Saat itu hari Sabtu siang, ketika Tante Ayu sedang ada di Jakarta
dan ia meneleponku (mungkin no.HP-ku, ibuku yang memberikan), untuk
datang ke sebuah motel kecil di daerah Tebet, karena ada suatu hal yang
penting katanya. Aku saat itu tidak yakin Tante Ayu ingin mengajakku 'bermain',
karena biasanya Tante Ayu bilang terus terang (jika ia memang ada di
Jakarta) hasratnya memang butuh pelampiasan. Namun dari tempat
pertemuannya aku yakin ia ingin 'bermain' karena motel tersebut adalah salah satu tempat orang sering bercinta.
Setelah sampai di Motel R**** (edited), yakni di samping Universitas
Sahid Tebet, aku bertemu Tante Ayu di lobby (yang sangat kecil). Ketika
aku sampai di kamar tante Ayu, barulah aku tahu kenapa ia tidak
berterus terang karena di kamarnya ada tamu, seorang wanita, dan Tante
Ayu pun memperkenalkannya kepadaku, namanya Tante Santi.
Orangnya sangat cantik, tipe wanita karier. Dengan hidungnya yang
mancung, bibirnya yang sensual, rambutnya yang sebahu, wajah Tante
Santi boleh dibilang benar-benar mirip sekali dengan salah seorang
penyiar yang pernah kulihat di TVRI, kalau tidak salah yang namanya
Gina Sonia (mohon maaf.. ini hanya sekedar perbandingan saja). Selain
itu Tante Santi juga memiliki tubuh yang tinggi dan langsing,
benar-benar menambah kecantikannya, dan pada saat itulah fantasiku
mulai merana, untuk bermain bertiga yakni aku, Tante Ayu dan Tante
Santi.
Singkat cerita, kami bertiga ngobrol-ngobrol cukup lama, sampai
akhirnya Tante Ayu memperingatkan Tante Santi, "Oh iya San, katanya
kamu bawa oleh-oleh buat Sari.." katanya. "Oh iya, aku sampai lupa.."
Rupanya Tante Santi memberikan sebuah hadiah, yang katanya sich sebagai
hadiah perkenalan. Setelah kubuka, rupanya Tante Santi membelikan
sebuah gaun pesta yang indah sekali dengan model bagian atas bahu
terbuka, yang hanya digantung dengan tali kecil. Menurutnya ia
membelikan ini atas saran dari Tante Ayu.
Setelah aku berterima kasih, akhirnya aku pun disuruh mencobanya di
depan mereka. Aku sih menurut saja. Aku mulai membuka pakaianku, tapi
Tante Ayu memaksaku untuk melepaskan bra-ku juga karena nanti jadi
tidak bagus jika memakai gaun itu karena akan kelihatan, katanya.
Sebenarnya aku agak risih juga karena di kamar ada Tante Santi, namun
karena Tante Ayu memaksa (dan memang keinginanku untuk ML dengan Tante
Santi), yah kuturuti saja. Aku membuka bra-ku sambil membelakangi
mereka, namun kurasa Tante Santi juga bisa melihat buah dadaku lewat
cermin besar di depanku. Setelah mencoba gaun itu beberapa saat, aku
pun melepaskannya.
Namun alangkah kagetnya aku begitu gaunku terbuka, Tante Ayu
menarik tanganku dan memelukku dari belakang sambil menciumi leherku,
dan tangannya meremas-remas buah dadaku. Edan!, masa Tante Ayu
melakukan ini di depan temannya sich, aku benar-benar heran. Sebenarnya
aku malusekali dikerjai di depan Tante Santi (walau aku mau), mau protes, tapi nggak bisa, tapi tampaknya Tante Santi tidak terkejut sedikitpun.
Tak berapa lama Tante Ayu berkata, "Sar.. boleh kan kalau Tante Santi
ikut bergabung..?" Aku yang ketika itu, birahiku sudah naik karena
diperlakukan begitu, hanya mengangguk saja sambil malu-malu. Sambil
tersenyum, Tante Santi pun langsung mendekatiku sambil bilang, "Sar..
boleh kan Tante ikutan..?" Sekali lagi aku hanya mengangguk malu-malu.
Tante Santi mulai mengecup bibirku, lalu memainkan lidahnya,
setelah itu dijilatinya leherku terus ke bawah ke dadaku, dijilat dan
diisap-isapnya puting susuku, aku menggelinjang-gelinjang kegelian.
Jilatan Tante Santi turun lagi, ke perutku. CD-ku diloloskannya ke
bawah, sementara Tante Ayu tetap memelukku sambil meremas buah dadaku
dari belakang. Tante Santi mengangkat kaki kananku, sehingga pahaku
menumpang di pundaknya, lalu ia mulai menjilat kemaluanku, "Aduh
gelinya.." Dengan semangat Tante Ayu menjilati klitorisku, dan
kadang-kadang dimasukkan lidahnya ke dalam liang senggamaku, menjilati
semua yang ada di dalamnya. "Aaahh.." aku menggelinjang-gelinjang
kegelian dan keenakan, lututku lemas sekali, aku sampai tak
kuatberdiri, tubuhku serasa melayang, namun Tante Ayu memelukku dari
belakang hingga aku tidak merosot ke bawah. Aku bahkan sampai tidak
dapat merasakan kaki kiriku menyentuh tanah.
Beberapa menit aku diperlakukan nikmat, namun agaknya Tante Ayu
kasihan melihat keadaanku, lalu digendongnya tubuhku, sambil
ketawa-ketiwi mereka berdua membaringkan tubuhku terlentang di atas
ranjang. Aku tidak dapat mengungkapkan perasaanku, tapi yang jelas
karena permainan dihentikan sementara, aku jadi seperti kebingungan
karena birahiku sudah sangat tinggi, ingin segera dilanjutkan rasanya.
Namun mereka tampaknya malah menurunkan tempo permainan, menggantinya
dengan yang lain. Tante Ayu menjilatiku dari atas, dari wajahku terus
sampai buah dadaku. Dan Tante Santi menjilatiku dari ujung kaki,
terus.. ke betisku.. ke pahaku.. dan akhirnya sampai ke selangkanganku.
Aku rasanya jadi semakin gila diperlakukan begini. Untunglah mereka
tahu akan hal ini, Tante Ayu kembali meremas-remas, sambil menjilati
dan mengisap-isap puting buah dadaku. Dan Tante Santi kembali menyerang
liang senggamaku dengan buasnya. Dengan buasnya mereka berdua menikmati
tubuh mungilku ini. "Aaahh.." rasanya seperti melayang di awan. Entah
aku tak bisa berpikir apa saja yang dilakukan mereka kepadaku. Aku
hanya bisa merasakan kenikmatan yang amat sangat, kegelian yang luar
biasa enak dari buah dadaku yang dikerjain Tante Ayu, dan yang terutama dari klitorisku dan dari dalam kemaluanku, yang dikerjain Tante Santi habis-habisan. Seluruh tubuhku rasanya bergelinjang semua.
Akhirnya aku tak kuat lagi menahannya, rasa seperti ingin pipis tiba-tiba menyerangku, aku ingin menahannya, tapi tak kuat rasanya dan,
"Aaahhgghh.." aku menjerit kuat. Keluarlah semua, nikmatnya selangit,
perasaanku seperti melayang-layang.. "Nikmaat sekali.." Tante Santi
dengan rakus tampaknya menyedot apa saja yang ada dalam kemaluanku,
sampai tubuhku lemas.
Kemudian aku diberinya istirahat beberapa menit, tapi kemudian
mereka kembali menjalankan aksinya. Tante Santi mengatakan kepadaku
bahwa ia bisa membangkitkan semangatku kembali. Lagi-lagi aku harus
pasrah saja. Sementara Tante Ayu mengusap-usap buah dadaku, Tante Santi
mulai memijat telapak kakiku, aku merasa enak dan nikmat, lalu tanpa
segan-segan, Tante Santi dengan nafsu menciumi dan menjilati telapak
kakiku yang mulus, "Iiihh.. geli rasanya.."
Setelah ia puas, aku disuruhnya telungkup. Tante Ayu memijat
punggungku, dan Tante Santi kembali memijat telapak kakiku, terus ke
atas.. ke betis.. dan ke buah pantatku. Tiba-tiba dengan nakalnya jari
Tante Santi masuk melalui celah pantatku mengoles bibir kemaluanku,
"Aaahh..!" aku menjerit kaget, dan mereka kembali ketawa-ketiwi lagi.
Lalu melalui celah pantatku itu tangan Tante Santi mulai membelai-belai
kemaluanku dari belakang, "Aaah.. nikmatnya.."
Mungkin mereka tahu jika nafsuku sudah bangkit kembali, mereka
mulai melakukan permainannya kembali. Tante Santi bangkit dari tempat
tidur, dan mengambil sesuatu dari tasnya, Wah rupanya
peralatan-peralatan perang, rupanya itu adalah penis karet, lalu ada
penis yang ada talinya, dan semacam penis yang bisa bergetar yang
kemudian baru kuketahui namanya vibrator.
"Sar, apa kamu sudah pernah coba pakai yang seperti ini..?" tanya Tante Santi.
"Ng.. belum Tante," sahutku.
Tanpa basa-basi lagi mereka segera memulai permainan. Mereka berdua
melepaskan seluruh pakaiannya sehingga aku bisa melihat tubuh Tante
Santi yang seksi dan mulus sekali. Kali ini Tante Ayu berbaring di atas
ranjang, namun aku juga disuruhnya berbaring terlentang di atas
tubuhnya, sehingga Tante Ayu bisa dengan leluasa meremas-remas buah
dadaku. Tante Santi mencium lalu melumat bibirku, mengulumnya, dan
memainkan lidahnya. Kemudian ia mulai melanjutkan ke bagian bawah, ke
kemaluanku. Dijilatinya klitoris dan kemaluanku sampai basah. Lalu
diambilnya penis karetnya, digosok-gosokannya dulu ke kemaluanku,
setelah itu baru perlahan-lahan ia mulai memasukannya. "Aaakhh.." susah
juga masuknya, karena walaupun telah basah, tapi memang masih sempit.
Setelah berhasil masuk setengahnya, Tante Santi mulai mengocoknya
perlahan, makin lama makin cepat, sambil jarinya mengesek-gesek
klitorisku, "Aaahh gila enaknya.." Membuatku kembali orgasme. Namun itu
tak menghentikan permainannya, kembali aku dirangsangnya oleh mereka
dengan jilatan-jilatan. Kali ini Tante Santi rupanya ingin mencoba
penis yang ada talinya, sehingga bisa diikat ke pinggang dan
selangkangannya. Aneh dan lucu memang, sepertinya Tante Santi memiliki
penis betulan. Kali ini dikangkangkannya kakiku dan Tante Santi mulai
memasukan penis karetnya ke kemaluanku, dan mulai memompanya. Kelihatan
sepertinya Tante Santi sedangmenyetubuhiku. Ia terus mengocok
kemaluanku sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan erotis, sampai
akhirnya aku tidak tahan lagi dan kembali orgasme.
Sebenarnya aku sudah lemas, namun mereka merayuku agar aku mau
mencoba alatnya yang terakhir. (Ah, aku jadi seperti kelinci percobaan,
tapi memang nikmat sich). Dengan rayuannya akhirnya aku mau saja
mencoba yang terakhir, katanya penis yang memakai vibrator. Kembali
mereka membangkitkan birahiku, memang luar biasa sekali pengalaman
mereka tampaknya. Setelah menjilatikemaluanku, Tante Santi mulai
memasukkan penis itu, aku tak tahu apa yang akan terjadi, kukira
seperti tadi saja rasanya. Tapi begitu penis karet itu sudah masuk
semua ke dalam kemaluanku, Tante Santi mulai menyalakan vibratornya
(penggetarnya). "Aakkhh..!" Aku benar-benar tersentak kaget, rasanya
geli sekali, benar-benar dahsyat, apalagi ditambah dengan gesekan jari
Tante Santi pada klitorisku. "Ampuunn.." Aku menggelinjang-gelinjang,
kelojotan kesana-sini karena saking tidak tahannya aku, dan rupanya
Tante Ayu yang mendekapku dari bawah sudahmengaturnya, sambil memelukku
erat, kedua kakinya, mengangkangkan kedua kakiku, dan masing-masing
kakinya mengapit masing-masing kakiku, sehingga kakiku tetap terbuka
mengangkang, dan aku tidak bisa mengapitkan kedua pahaku walaupun
sangking gelinya.
Penis itu bergetar di dalam kemaluanku, dan bahkan bisa
berlenggak-lenggok, meliuk-liuk di dalam. "Gilaa.. ini benar-benar
kenikmatan yang paling hebat yang pernah kualami. Aku menjerit-jerit
bagai kesurupan, "Aaakkhh.. Tantee.." Namun semakin lama Tante Santi
malahan semakin cepat mengocokkan penis vibrator tsb di dalam
kemaluanku, dan juga mempercepat gesekan jarinya di klitorisku.
"Aaakkhh..! Gilaa.. Ampuunn.." aku benar-benar tidak tahan, perasaan
mau pipis yang kali ini muncul sangat dahsyat, hingga akhirnya tubuhku yang
kelojotan tiba-tiba mengejang dengan amat kuat, dan, "Aaaggkkhh.."
meledaklah kenikmatan yang amat dahsyat, amat luar biasa, puncak
kenikmatan yang tak dapat terlukiskan, dunia serasa berputar-putar, aku
serasa melayang-layang, tulang-tulangku terasa lolos hingga akhirnya
lemas lunglai seperti selembar kertas.
Masih sempat kulihat mereka berdua bercanda sambil berebutan
menjilati cairan kemaluanku baik yang masih tertinggal di dalam
kemaluanku yang dijilat sambil disedot-sedot, yang berlelehan keluar,
bahkan yang berlelehan di batang penis vibrator itu.
Akhirnya aku tidur dalam pelukan Tante Ayu dan Tante Santi. Tante
Ayu memelukku erat dari belakang, dan Tante Santi memelukku erat dari
depan, sesekali mereka dengan mesra dan gemas menciumiku. Dengan tubuh
yang sangat letih dan lemas, tidur dalam pelukan mereka rasanya lembut,
hangat dan luar biasa. Sungguh pengalaman yang tak akan pernah
kulupakan.
TAMAT
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
3775